Dunia pendidikan di Indonesia sudah mulai melakukan perubahan besar sejak Presiden Jokowi menunjuk Nadiem Makarim menjadi Menteri Pendidikan. Dengan status sebagai Menteri dari generasi Milenial yang memiliki inovasi sesuai era Revolusi Industri 4.0, Mendikbud Nadiem Makarim mulai melakukan beberapa perubahan besar di dunia pendidikan.
Pandemi Covid di awal tahun 2020 tak luput juga menghantam dunia pendidikan, tantangan tak terduga tersebut menjadi ujian berharga, dan sepertinya karena kondisi yang memaksa dunia pendidikan untuk berinovasi melaksanakan pembelajaran secara online atau daring tersebut membuat Guru, Siswa, orangtua menjadi melek terhadap penggunaan teknologi untuk pembelajaran. Dan sepertinya babak baru proses pembelajaran di seluruh dunia mulai berubah tidak monoton lagi seperti dulu yang terasa kaku.
Perubahan dilakukan oleh Menteri Nadiem dimulai dari ditiadakannya Ujian Nasional dan diganti dengan Assesmen Nasional yang bersifat survey untuk pemetaan berkala di dunia pendidikan tiap tahun. Dihapuskannya Ujian Nasional jelas sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran yang selama ini lebih untuk mengejar materi pelajaran sesuai tuntutan materi pada Ujian Nasional. Siswa dan Guru juga merasa tidak terbebani mengajar dan belajar hanya untuk mengejar materi dan konten serta latihan soal-soal saja, yang sepertinya tidak sesuai dengan tujuan pendidikan yaitu melatih ketrampilan serta meningkatkan berbagai kompetensi.
Perubahan berikutnya adalah mengubah Kurikulum 2013 menjadi Kurikulum Merdeka yang sudah dimulai bertahap sejak tahun 2021. Secara teori sebenarnya Kurikulum 2013 itu memiliki tujuan yang hampir sama dengan Kurikulum Merdeka yaitu menginginkan pembelajaran berpusat pada siswa bukan pada Guru. Itulah makanya pada Kurikulum 2013 banyak teori tentang model pembelajaran yang menghindari Guru untuk banyak berceramah tapi lebih ke siswa yang berkolaborasi dalam kelompok. Namun Kurikulum 2013 yang sebegitu banyak teorinya tentang pembelajaran berpusat pada siswa tersebut terasa sulit diimplementasikan di lapangan karena sistem Ujian Nasional masih tetap ada, hal yang sepertinya bertolak belakang di lapangan. Selama ada Ujian Nasional, maka Guru dituntut untuk mengejar materi dan soal, dan itu cukup menghabiskan waktu sehingga model-model pembelajaran yang bermacam-macam jenisnya itu terasa sulit untuk dilakukan, jika dilakukan pun hanya sekali-sekali saja.
Implementasi Kurikulum Merdeka di sekolah tempat saya mengajar sudah dimulai sejak tahun lalu. Salah satu perubahan yang dilakukan adalah dengan mengubah penataan meja kursi siswa yang awalnya semua menghadap ke depan ke arah papan tulis, kini diubah berkelompok dengan jumlah 4 orang tiap kelompoknya. Dengan perubahan penataan meja kursi secara berkelompok maka diharapkan semua Guru yang mengajar akan menerapkan pembelajaran yang selalu berpusat pada siswa dan mengedepankan kolaborasi antar teman. Sejauh ini berawal dari penataan meja kursi berkelompok memang membuat Guru menjadi berusaha untuk membuat rencana pembelajaran yang didalamnya selalu ada tugas berkelompok, hal ini karena jika dilakukan model pembelajaran yang hanya ceramah saja maka menjadi tidak efektif jika tempat duduknya seperti itu.
Saya melihat perubahan yang dilakukan oleh Menteri Nadiem Makarim sudah ke arah yang benar sehingga diharapkan pendidikan di Indonesia akan lebih berkualitas dan menghasilkan generasi yang hebat untuk masa depan Indonesia.
Posting Komentar
Posting Komentar